Thursday, April 17, 2014

Sistem Indera pada Manusia


Dalam melakukan aktivitas harian kita, pastilah kita menggunakan panca indera yang terpasang dengan sempurna dari kepala hingga kaki. Sebagai contoh, kita dapat mengenali berbagai macam bau makanan karena adanya hidung yang berfungsi sebagai organ penciuman, dapat merasakan segala rasa masakan ataupun hidangan dari berbagai penjuru daerah di Indonesia dan bahkan mancanegara berkat kerja lidah, yang berguna sebagai organ pengecap, serta masih banyak organ-organ yang telah digariskan oleh Tuhan YME sebagai panca indera.




Jika ada aksi, pasti ada reaksi. Ungkapan tersebut kita ambil sebagai analogi bagi tubuh dalam melakukan proses fisiologi. Misalkan saya ambil contoh kulit, yang gunanya sebagai organ peraba manusia. Jika kulit, contohnya kulit lengan kita dihinggapi oleh seekor nyamuk, kemudian nyamuk tersebut menghisap darah dari pembuluh darah dengan cara menggigit pori-pori kulit kita, maka apa yang kita rasakan? Iya, tepat sekali. Rasa sakit dan gatal adalah hadiahnya. Namun, tentu saja hadiah tersebut sangatlah merugikan. 

Maka, dapat kita simpulkan bahwa panca indera memegang peran penting dalam proses kerja tubuh dalam menanggapi berbagai macam situasi di luar tubuh. Semua penyebab perubahan dalam tubuh kita dikenal dengan rangsang. Umumnya rangsang akan diterima oleh alat tubuh yang khusus menerima rangsang, yaitu indera atau disebut juga reseptor. Reseptor yang bertugas sebagai penerima rangsangan dibedakan menjadi:
1. Eksteroseptor (reseptor luar), yaitu organ tubuh yang mampu menerima rangsangan dari luar, misalnya mata, telinga, hidung, dan lain sebagainya.
2. Interoseptor (reseptor dalam), yaitu organ tubuh yang mampu menerima rangsangan dari dalam tubuh sendiri, misalnya rasa lapar, haus.

Berikut ini akan dibahas beberapa reseptor yang penting, yaitu:
1. Kinestesis
2. Indera Peraba
3. Indera Pengecap dan Pembau
4. Indera Pendengar
5. Indera Penglihat


1. Kinestesis
Kinestesis adalah indera yang terdapat pada otot, tulang, dan sendi. Indera ini termasuk proprioreseptor. Kinestesis dapat membantu koordinasi sikap tubuh. Misalnya kita dapat memakai baju walaupun mata tertutup.

 
2. Indera Peraba
Indera peraba disebut tangoreseptor/mekanoreseptor dan terdapat di kulit. Ini semua merupakan eksteroseptor, sedangkan yang terdapat di dalam tubuh sebagai intereseptor adalah yang dapat merasakan haus, lapar, dan lain sebagainya. Indera peraba dan perasa tersebar di seluruh permukaan kulit, tetapi tidak sama banyak. Pada ujung jari terdapat amat banyak, demikian pula pada telapak tangan, telapak kaki, bibir, dan alat kelamin.


Pada kulit bagian dermis terdapat indera yang digunakan untuk menerima berbagai rangsangan:
  • Ujung saraf rambut  : menerima rangsangan berupa sentuhan ringan dari area rambut
  • korpuskel Meissner: menerima rangsang sentuhan dan tekanan ringan
  • korpuskel Paccini   : menerima rangsang tekanan kuat
  • korpuskel Ruffini   : menerima rangsang panas
  • korpuskel Krausse : menerima rangsang dingin

3. Indera Pengecap (lidah) dan Pembau (hidung)
Pengecap adalah indera yang berfungsi untuk menangkap rangsangan senyawa kimia yang larut dalam air, sedangkan indera pembau menangkap zat-zat kimia yang menguap (hidung). Keduanya termasuk kemoreseptor.
Indera pengecap terdapat di lidah, berupa puting-puting pengecap yang dapat dibedakan atas bagian-bagian:
a. tepi depan untuk rasa manis
b. belakang untuk rasa pahit
c. samping untuk asam
d. depan untuk rasa asin



Struktur telinga manusia
Terdiri atas telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
1. Telinga luar, bagian-bagiannya:
- daun telinga
- saluran telinga yang dindingnya dapat menghasilkan minyak serumen.
2. Telinga tengah (ruangan timfani) terdiri atas:
- gendang telinga/selaput pendengaran (membran timfani).
- tulang-tulang pendengaran yang terdiri atas:
- martil(mileus)
- landasan (inkus)
- sanggurdi (stapes)
- saluran Eustachius, yaitu saluran penghubung antara ruang telinga dengan rongga faring.


3. Telinga dalam (Labyrinth) terdiri atas:
-    Organ pendengaran atau koklea (rumah siput).
Struktur rumah siput
Rumah siput berupa saluran spiral terbagi atas 3 daerah, yaitu:
1.    Skala vestibuli yang terletak di bagian dorsal
2.    Skala media terletak di bagian tengah
3.    Skala timpani terletak di bagian ventral
Antara skala yang satu dengan skala yang lain dipisahkan oleh:
-    membran vestibularis: memisahkan skala vestibuli – skala media.
-    membran tektoral memisahkan skala media -  skala timpani.
-    membran basilaris: memisahkan skalatimfani – skala vestibuli.


 
Mekanisme transmisi pendengaran
Suara dari luar dapat sampai pada skala media dengan beberapa cara:
a.    Penghantaran udara: getaran suara luar menggetarkan membran timfani. Kemudian oleh tulang pendengaran akan diteruskan ke fenestra ovali dan akan menggetarkan cairan limfe pada koklea. Akibatnya, sel-sel rambut dari organ korti terangsang, menghasilkan impuls dan diteruskan oleh saraf auditorius ke pusat pendengaran di otak
b.    Penghantaran tulang: getaran yang teijadi pada tulang-tulang tubuh kita (misalnya tulang tengkorak) akan menyebabkan bergetarnya cairan limfe pada koklea.

Gangguan pada pendengaranTuli atau kurang tajam pendengaran, dapat disebabkan oleh:
a.    Tuli konduksi, dapat terjadi karena:
-     penyumbatan saluran telinga oleh minyak serumen
-     penebalan atau pecahnya membrana timfani
-     pengapuran tulang pendengaran
-     kekakuan hubungan stapes pada fenesta ovali.
b.    Tuli saraf dapat disebabkan oleh:
-     kerusakan saraf auditorius
-     kerusakan saraf pendengaran

5.    Indera Penglihat
Indera penglihat disebut juga fotoreseptor. Sel  fotoreseptor yang terdapat pada retina dapat dibedakan dua macam, yaitu sel batang (basilus) bertugas menerima rangsangan cahaya yang tidak berwarna, dan sel kerucut (konus) yang bertugas menerima rangsangan cahaya yang berwarna atau terang. Sel fotoreseptor bertugas menerima dan mengubah rangsangan cahaya menjadi impuls, yang selanjutnya oleh otak diubah menjadi sensasi penglihatan.


1.     Struktur bola mata
Dinding bola mata terdiri atas 3 lapis, yaitu:
a.    Sklera, berwarna putih dan merupakan lapisan terluar. Bagian depannya transparan dan disebut kornea.
b.    Koroid, merupakan lapisan tengah yang berwarna hitam dan merupakan bagian yang berfungsi nutritif, karena banyak mempunyai pembuluh darah.
c.    Retina (selaput jala), merupakan selubung terdalam, dan merupakan neuroepitelium, yaitu epitelium yang berfungsi sebagai reseptor.
Di dalam bola mata terdapat:
a.    Aqueous humor, yaitu cairan yang mengisi ruangan antara lensa mata dengan retina.
b.    Viterous humor, ialah cairan yang mengisi rongga mata antara lensa mata dengan kornea.
c.    Lensa mata, bentuknya bikonkaf, terikat oleh otot siliaris.
d.    Iris (selaput pelangi), merupakan struktur berpigmen yang memberi warna mata. Tersusun atas serabut otot sirkular.


Gangguan indera penglihatan
Mata dikatakan normal bila dapat memfokuskan sinar sejajar yang masuk ke mata tepat pada bintik kuning. Keadaan ini disebut mata emmertrop. Bila sinar yang datang tidak jatuh tepat pada bintik kuning, maka akan menimbulkan gangguan penglihatan, yang berupa:
a.    Mata hipermetropi, penyebabnya lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan jatuh di belakang bintik kuning. Untuk menormalkannya dapat dibantu dengan lensa cembung (positif).

b.    Mata miopi, penyebabnya lensa terlalu cembung, sehingga bayangan jatuh di depan bintik kuning. Untuk menormalkannya dapat ditolong dengan lensa cekung (negatif).

c.    Mata presbiopi. Ini adalah gangguan yang umumnya terdapat pada orang berusia lanjut. Cahaya sejajar yang datang difokuskan di belakang retina sebab lensa mata terlalu pipih karena daya akomodasi terlalu lemah.

d.    Mata astigmat, bila cahaya sejajar yang datang tidak difokuskan ke satu titik. Di sebabkan oleh kornea yang tidak rata. Astigmat teratur, dapat dibantu oleh lensa silindris, sedangkan astigmat tidak teratur tidak dapat ditolong.

e.    Hemeralopi atau rabun senja, disebabkan oleh kekurangan vitamin A. Bila berkelanjutan akan diikuti gejala terbentuknya bintik putih (bitot spot), kemudian mengeringnya kornea (xeroftalmia) dan akhirnya mengalami keratomalasi (rusaknya kornea).

f. Buta warna, merupakan penyakit mata yang menurun dimana seseorang tidak bisa membedakan warna tertentu. Mata normal ialah mata yang memiliki 3 macam sel kerucut, yang disebut mata trikomat sedangkan mata dikromat hanya memiliki dua sel kerucut. Dengan demikian dapat terjadi kemungkinan: buta warna merah (protanopia) buta warna hijau (duteranopia), atau buta warna biru (tritanopia). Jenis panyakit buta warna lainnya adalah mata monokromat, yang hanya memiliki satu macam sel kerucut. Orang demikian hanya dapat membedakan warna hitam dan putih.

Demikian ulasan Mr.Dudun mengenai Sistem Indera pada Manusia. sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME yang telah dianugerahi berbagai macam kenikmatan, termasuk panca indera yang sangat berguna dalam melakukan segala macam aktivitas harian kita, sudah sepantasnya kita bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kita.

Follow our twitter di @DudunNews

No comments: