Saturday, October 20, 2012

Tanaman Hias (Anthurium)


A. Anthurium

Anthurium termasuk tanaman dari keluarga Araceae. Tanaman berdaun indah ini masih berkerabat dengan sejumlah tanaman hias populer semacam aglaonema, philodendron, keladi hias, dan alokasia. Dalam keluarga araceae, anthurium adalah genus dengan jumlah jenis terbanyak. Diperkirakan ada sekitar 1000 jenis anggota marga anthurium.





Tanaman ini termasuk jenis tanaman evergreen atau tidak mengenal masa dormansi. Dialam, biasanya tanaman ini hidup secara epifit dengan menempel di batang pohon. Dapat juga hidup secara terestrial di dasar hutan.

Daya tarik utama dari anthurium adalah bentuk daunnya yang indah, unik, dan bervariasi. Daun umumnya berwarna hijau tua dengan urat dan tulang daun besar dan menonjol. Sehingga membuat sosok tanaman ini tampak kekar namun tetap memancarkan keanggunan tatkala dewasa. Tidak heran bila tanaman ini memiliki kesan mewah dan eksklusif. Dimasa lalu, anthurium banyak menjadi hiasan taman dan istana kerajaan-kerajaan di Jawa. Konon, dipuja sebagai tanaman para raja.

Secara umum anthurium dibedakan menjadi dua yaitu jenis anthurium daun dan jenis anthurium bunga. Anthurium daun memiliki daya pikat terutama dari bentuk-bentuk daunya yang istimewa. Sedangkan anthurium bunga lebih menonjolkan keragaman bunga baik hasil hibrid maupun spesies. Biasanya jenis anthurium bunga dijadikan untuk bunga potong.

Dalam keluarga araceae, anthurium adalah genus dengan jumlah jenis terbanyak. Diperkirakan ada sekitar 1000 jenis anggota marga anthurium. Dari 1000 jenis anggota, hanya lima yang paling populer di kalangan pecinta tanaman hias. Di antaranya adalah Anthurium Jenmanii, Gelombang Cinta (Wave of Love), Hookeri, Jenmanii Sawi, dan Anthurium Variegata. Harga penjualan paling mahal dari Anthurium Jenmanii, yang dapat menembus angka puluhan juta, bahkan ratusan juta rupiah.




Gelombang Cinta

Anthurium Jenmanii

Anthurium Variegata


B. Media Tanam Anthurium
Media tanam merupakan segala macam komponen yang melibatkan tempat tanam, bahan-bahan, dan tanaman itu sendiri. Media tanam sering digunakan oleh para pecinta tanaman hias untuk mendukung pertumbuhan tanaman, menjaga kelestarian tanaman agar dapat dibudidayakan dengan semestinya, sehingga jika sudah tiba waktu panen, tanaman ini dapat diteliti, dijual kembali di tempat penjualan tanaman, ataupun sekedar untuk koleksi.

Media tanaman harus sesuai dengan kebutuhan tanaman. Sesuai dengan kebutuhannya, secara umum media tanam tanaman hias dapat dibedakan menjadi beberapa kriteria, yakni: tanaman yang suka kering (xerofit), tanaman yang suka agak lembab (mesofit) dan tanaman yang suka lembab (hidrofit).

    Media tanam non fisik ada tujuh, yakni:
  • Daya pegang air, yaitu kemampuan media tanaman untuk mempertahankan air di dalam ruang porinya, sehingga media tanam tidak cepat kering.
  • Rewetability adalah kemampuan media tanam untuk dapat kembali basah setelah betul-betul kering dengan rasio bobot dan volume relatif lebih ringan meski volume besar.
  • Porositas, yakni banyaknya ruang pori sebagai tempat pertukaran udara di dalam media tanam) dan sebagai penyedia unsur hara bagi tanaman.
  • Daya sanggah atau buffer Ph, potensi media tanam untuk mempertahankan Ph agar cenderung tetap atau berada pada kisaran tertentu.
  • Kapasitas tukar kation, nilai kapasitas media tanam dalam bertukar kation yang dimilikinya dengan ion H+ yang dilepaskan oleh tanaman.
  • Sterilitas, yaitu kualitas biologis media tanam yang menjamin bahwa media tanam yang digunakan bebas dari kandungan hama dan penyakit.
  • Keremahan media, yaitu kemampuan akar untuk menembus media tanam.

Anthurium termasuk tanaman yang suka media agak lembab. Untuk itu media tanamannya harus diambil dari bahan-bahan yang mampu menahan air dengan baik tetapi tidak terlalu jenuh air. Selain itu, Anthurium hanya membutuhkan media tanam yang secara fisik dapat mendukung pertumbuhan perakarannya, karena secara alami anthurium hanya menggunakan akarnya untuk menempel di pepohonan.

Dalam menetapkan media tanam suatu tanaman, khususnya tanaman hias maka sebagai dasar pertimbangan utama adalah habitat aslinya saat tanaman tersebut masih tumbuh di alam. Maka, habitat asli untuk tanaman Anthurium adalah bonggol kayu sisa tebangan atau kayu roboh yang sudah membusuk. Anthurium merupakan tanaman yang memiliki sistem perakaran yang banyak, Untuk itu, media dasar yang digunakan untuk pembudidayaan tanaman jenis ini adalah pakis atau cacahan pakis.

Pakis merupakan pohon jenis palm yang mempunyai batang berserat kasar. Batang pakis yang telah ditebang dan diproses maka akan dihasilkan potongan-potongan serat yang sangat cocok untuk pertumbuhan Anthurium.

Lima sifat non-fisik cacahan pakis, yakni:
  • Massa jenis yang cukup ringan,
  • Memiliki porositas yang baik
  • Memiliki rewatibility yang sangat baik
  • Memiliki daya pegang air yang cukup baik
  • Memiliki keremahan media yang baik, karena memiliki bentuk yang lunak dan ukuran yang halus

Bila disiram air, kondisi media pakis akan mampu mempertahankan kelembaban tetapi tidak jenuh air. Disamping itu, porousitas yang baik akan mampu memberikan susunan udara (aerasi) yang baik. Aerasi sangat dipengaruhi oleh susunan pori makro pada media.
Jenis cacahan pakis yang digunakan sebagai media tanam adalah cyathea dealbata, C.australis, C.cooperii, dan C.dregei.

Selain pakis, media tanam yang baik untuk tanaman Anthurium, yaitu:
1. Sekam Bakar yaitu sekam padi yang digosongkan.
2. Pupuk Kandang, sebagai pupuk dasar yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman.

Unsur hara yang dibutuhkan oleh anthurium daun, yakni:
Nitrogen : berperan dalam pembentukan sel, jaringan dan organ tanaman
Fosfor : berperan sebagai transfer energi, menentukan sifat genetik tanaman, pertumbuhan benih, akar, bunga dan buah, merangsang pembungaan
Kalium : berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti fotosintesis, akumulasi, translokasi, dan transportasi karbohidrat, membuka menutupnya stomata, mengatur distribusi air dalam jaringan dan sel.

Komposisi media yang digunakan untuk setiap nursery atau pembibitan berbeda tergantung dari kondisi iklim setempat. Komposisi campuran media tanam yang dapat digunakan, diantaranya :
  1. sekam bakar dan cacahan pakis dengan perbandingan 4 : 1 untuk pupuk bisa menggunakan dekastar atau osmokot atau bisa juga pupuk kandang yang telah difermentasi.
  2. sekam bakar, andam ( kaliandra ) dan pupuk kadang yang telah steril dengan perbandingan 1:1:1.
  3. humus, pupuk kandang steril dan pasir malang yang telah diayak halus dengan perbandingan 5:5:2
Media yang baik akan memberikan suasana yang baik pula untuk pertumbuhan dan kesehatan akar. Akar Anthurium yang sehat bercirikan dengan akar yang berwarna putih. Akar yang tidak sehat akan berwarna cokelat kehitaman. Bila pertukaran udara dalam media berlangsung lambat dan tidak teratur, maka kebanyakan akar akan membusuk, yang berujung pada ketidaksempurnaan pertumbuhan tanaman.

1 comment:

ppob said...

Que punya gelombang cinta tpi gedenya lmyan lama yaa, dah 2 tahunan yg satu dah aga' gede tpi yg satu msih tetep kecil...!!
:(